Menunggu kata yang ingin kau ucap
Diteriknya panas
Didinginnya malam
Aku masih tetap dalam keyakinanku
Berdiri tegak dan takkan jatuh
Ku lihat dirimu
Yang masih terpaku
Diam, kaku dan buta
Dipanasnya mentari kucoba bertahan
Namun, apa yang terjadi?
Aku malah sejukkan panas dengan air mata
Melihatmu, memandangimu
Yang terlalu nyaman dibawah pohon itu
Apa arti penantian?
Bila tempat singgahmu nyatanya begitu nyaman kau tempati
Bagaimana mungkin engkau melangkah?
Sedang akarnya kini tlah mengikat tubuhmu
Orang-orang kini malah menertawaiku
Menganggapku makhluk paling bodoh
Yang tetap saja menanti meski aku hanya tersakiti
Satu persatu bergantian
Seakan ingin menjadi pahlawanku
Ingin menarikku dan memberikan kesejukan dihatiku
Tapi aku tak tau logika apa yang kumainkan
Entah otak siapa yang kujalankan
Hingga rasa ini terlalu egois
Hingga aku tak bisa terima sejuk itu
No comments:
Post a Comment